22.1.13

Ikhlas

Masih di sini, masih tentang kisah itu. Hari ini masih saja hubungan itu "rusak". Sekarang ditambah dia ikutan cuek. Sangat berlawanan dengan dulu yang sering mengucap kata sayang. Inilah yang aku takutkan, setelah hubungan itu putus, silaturahmi pun ikutan putus. Aku benci hal ini. Kenapa sih seakan seperti "musuh" ?
Aku tetap bersabar dan tetap bersikap baik kepada mereka. Aku mulai mencoba untuk mengikhlaskan mereka. Biarlah mereka mencari jalanya sendiri. 


"Ikhlas ~ Sebuah langkah baik untuk kedepannya"

21.1.13

Memaafkan

Malam ini aku masih menatap layar laptop. Mencoba merefleksikan dan menuliskan apa yang aku alami dan yang masih aku pikirkan. Ya jujur aku masih memikirkan masalahku denganmu yang belum mencapai kata damai hingga saat ini. Entahlah, mau sampai kapan dia marah denganku?

Belum genap satu bulan, engkau berkata bahwa engkau menyayangiku. Tapi begitu cepat pula engkau mulai jauh dariku. Entah apa yang menjadi pokok permasalahannya. Aku sendiri pun tak begitu paham, Tiba-tiba saja sikapmu berubah kepadaku. Kamu mulai cuek dan akhirnya marah hingga tak mau berkomunikasi denganku sedikit pun saat ini. Aku sudah menjelaskan semuanya, aku sudah meminta maaf, tapi kamu tak pernah menggubris. Seakan kesalahanku begitu besar hingga tak termaafkan, padahal aku pikir ini hanya salah paham, yang seharusnya dapat dibicarakan baik-baik. Aku tak tau apa yang ada dipikiranmu sesungguhnya, yang aku tau kamu sepertinya mulai membenciku dan menginginkan aku pergi dari keidupanmu. 

Aku tak mau lagi membicarakan "perasaan" yang dulu pernah ada di antara kita. Yang aku inginkan hanyalah dapat berdamai denganmu dan dapat menjadi kawan sehangat dahulu. Aku tak ingin mempunyai musuh. Siapa sih yang senang jika mempunyai musuh? No one! 

Aku menyadari, sulit memang untuk memaafkan orang yang telah menyakiti kita. Akupun pernah mengalaminya. Namun apa salahnya kita belajar memaafkan? Jika kita tidak bisa memaafkan orang lain, bagaimana kita bisa memaafkan diri kita sendiri? Tuhan pun Maha Pengampun, kenapa kita tidak?

Entahlaaah~ Terkadang aku menyerah dengan semua ini. Aku mulai mengambil keputusan untuk diam saja. Aku sudah berniat baik untuk meminta maaf, terserah kamu saja mau menanggapi bagaimana. Aku hanya meyakini kalau kita berniat baik, pasti juga akan mendapatkan hasil yang baik pula. Aku hanya menunggu kamu mau datang dan memaafkanku. Aku merindukan kamu yang dulu, kita yang dulu. 

Biarlah, ini menjadi sebuah pelajaran hidup yang berharga. Semua butuh proses, semua butuh waktu, hanya Tuhan yang tau.

"Memaafkan memang tak mudah. 
Semua butuh proses, semua butuh waktu."

Labels